"Money can't buy happiness." Bagi Amaranth Nailazaara Wiyata, kalimat tersebut sangat tidak klop untuknya. Terlahir sebagai perempuan cendekia trah Wiyata membuat Amara bisa memenuhi segala kesenangannya, dengan atau tanpa selembar uang sedikit pun. Mungkin akan lebih tepat baginya jika ditulis ulang; "Money can't heal the wounds." Luka yang menganga akibat ulah pria yang menjadi cinta pertamanya membuat Amara terbelenggu rasa takut. Takut akan kehilangan sosok yang ia cintai. Lagi. Ditambah dengan hadirnya para lelaki yang akan masuk ke dalam kehidupan perempuan itu dan menjadi tempat bersandarnya membuat Amara lagi-lagi harus berurusan dengan hatinya. Pilihannya hanya dua, mengurangi luka dengan menutup dirinya atau menghilangkan ketakutannya dengan menambah luka.