Aku berlari menyusuri koridor rumah sakit, paling ujung setelah belok kanan, itu dia, aku menemukannya. Bertahanlah mutiaraku, tak jauh lagi aku akan memeluk erat tubuh kecilmu.
Harapanku mendadak sirna, langkahku perlahan melambat kala melihat siapa yang lebih dulu tiba dan berdiri tepat di depan pintu ruang operasi istriku. Pria itu, dia yang memeluk istriku malam itu, untuk apa dia disini. Anak kecil dalam gendongannya, mata bulatnya sangat mirip dengan Riella. Aku melongo, bagaimana bisa wajah bocah berkuncir kuda itu persis seperti istriku. Apa yang sebenarnya terjadi, siapa pria dan anak kecil yang sedang berdiri di depanku ini?
Aku tak paham, kepalaku mendadak pening, rasanya aku ingin berteriak kala perempuan kecil itu memanggilku..
"Papa."