Lu gak ngerti siapa dia? Tapi lu bakal tau siapa dia?
Adalah Rexy, Bokap tiri gue, sebut aja gue Yulia. Gue ditinggal Bokap gue dan sekarang, Nyokap gue kawin sama laki-laki yang beda 20 tahun darinya. Dia hanya terpaut 8 tahun sama gue. Gue emang gak bahagia sama cowo resek, sebut aja Nicholas, dia kejam suka siksa gue. Namun, bokap gue ini jauh lebih biadab daripada Nicholas. Dialah yang udah ngerenggut semua kebahagiaan gue diem-diem.
Pertama, Nyokap gue dibunuh. Dia diracun sampe mati. Terus yang lebih parah habis gue cerai dari cowo resek itu, Bokap gue kawinin gue dan ninggalin Nyokap gue yang sebenernya dicerai dulu baru dibunuh. Gak Cuma itu, adik gue pun juga dijadiin objek mainan dia. Dikawini, tapi ada tujuan lain dibalik semua itu. Rexy bakal habisin gue sama adik gue.
Gue punya cerita tentang Paris, sepupu dia, yang kawin sama Cassandra. Ya, Paris dan anaknya pun juga jadi korban dia. Padahal, mereka udah jadi keluarga bahagia dengan seorang anak. Emang biadab, adik gue dan suster anak gue pun juga jadi korban.
Hingga suatu hari, gue ngerti siapa Bokap gue. Gini, bokap gue itu dulunya emang agen rahasia. Dia itu cariin gue karena gue dijual sama mantannya Cassandra, Johnny. Dia gak pernah ketemu gue sejak kawin selama 14 tahun. Bisa lu bayangin mungkin pas itu dia masih muda banget, ya bisa dibilang masih kuliah lah...Emang keliatan aja dia pas jadi agen rahasia itu baik, tapi pas udah jadi laki gue, sumpah kejemnya ngelebihin mantan laki gue, Nicholas.
Kebahagiaan gue hilang seketika saat semua keluarga dan orang yang gue cintai dihabisi sama dia. Katanya, Bokap gue itu dulu suka banget disiksa sama orang tuanya. Maka, dari trauma itulah dia langsung jadi kejem dan gak punya hati gitu. Sampe akhirnya, dia ngebunuh gue dan adik gue.
Ini hari terakhir hidup gue, dan gue gak ngerti, apa lu masih berani baca cerita gue?
[Budayakan VOTE Sebelum Membaca]
The Billionaire Prison
[Love is Difficult]
Sungai Thames, London. 📌
"Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertinggal." Ucap tegas lelaki jangkung dengan rahangnya yang mengeras.
"Baik sir, tapi bagaimana dengan wanita itu?"
Lelaki itu berjalan pelan, melangkahkan kakinya menuju layar besar yang memperlihatkan seorang gadis tengah meringkuk dikasur. Dia tersenyum miring."Bawa dia ke kamar ku."
Pengawal itu kembali mengangguk mendengar perintah tuannya dan langsung bergegas menuju pintu keluar yang ada di balik lorong gelap.
"Kali ini, tak ada yang bisa menyelamatkan mu." Ucap lelaki itu dengan nada sinis.
Suaranya mendesis dan terdengar sangat berat dan dalam seolah menyiratkan sesuatu yang besar dan gelap akan terjadi sebentar lagi.