10 parts Ongoing Bayangkan di sebuah kota, yang hanya disebut "Tempat di Mana Segalanya Dimulai." Di sana, waktu tidak mengalir lurus, melainkan melingkar seperti labirin. Matahari terbit tidak selalu berarti pagi, dan pagi bisa datang di tengah malam.
Azi, remaja yang selalu merasa menjadi anomali di mana pun ia berada, menemukan dirinya di tempat ini. Ia tidak tahu bagaimana ia tiba, hanya saja langkahnya di pandu oleh otak dan hati yang saling gaduh. Dalam sakunya, ada sebuah jam saku tua pemberian ayahnya.
"Apakah aku bisa?" Tanya azi kepada dirinya sendiri lewat pantulan kaca di jam sakunya.
Azi menjawabnya seperti iya berlakon dua orang. "Bukan pertanyaan yang harus kau tanyakan. Pertanyaannya adalah, apakah kau siap untuk menemukan siapa dirimu sebenarnya?"
Dan di sanalah, di kota tanpa nama, cerita Azi dimulai-bukan tentang dunia yang ia tinggalkan, tetapi tentang dunia yang menunggunya untuk diubah.