Our Destiny
  • Reads 1,422
  • Votes 363
  • Parts 5
  • Reads 1,422
  • Votes 363
  • Parts 5
Complete, First published Dec 11, 2020
Tidak semestinya sebuah tawa menjadi penghantar luka. Seharusnya tawa adalah sesuatu yang membagi suka. Tak melulu hal yang membahagiakan, tetapi tidak pula hal yang mengundang kesedihan. 

Namun, apa jadinya jika dalam setiap tawa yang tercipta tersirat sebuah gambaran menuju kematian? 
Menunjukkan rentetan kejadian sebelum seseorang dijemput oleh malaikat maut? 
Terlebih ketika kita mengetahui, namun sialnya tak dapat berbuat sesuatu sedikit pun? Setidaknya, mencegah agar tidak berakhir buruk. 

Seorang gadis dengan kemampuan yang orang lain tak punya. Yakni, melihat setiap kematian seseorang melalui tawa yang tercipta. Anehnya, ia tak dapat melihat bagaimana jalan menuju kematianya sendiri. Namun, dari sekian banyak kematian yang ia lihat, ia merasa aneh dengan kematian seseorang. Seseorang yang sangat jarang tertawa, dan jalan kematian yang selalu berubah ketika tawa itu bergema. 

Kisah perjalanan Maudy Larasati dan Aditya Dimas Sanjaya yang penuh liku. Mencoba sedikit merubah takdir yang mustahil dilakukan oleh tangan kecil mereka. 


"Ini semua bukan keinginanmu dan juga bukan kesalaham Tuhan."


Start : 20/02/20
Finish : 25/03/20

©aradokyung
TiaraAjeng
All Rights Reserved
Sign up to add Our Destiny to your library and receive updates
or
#318teenlitindonesia
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
MAHESA cover
My Dangerous Junior cover
FIX YOU cover
THEORUZ cover
I'm the Protagonist cover
Hypomone {ὑπομονή} || cover
I'm Alexa cover
Kaesar cover
AV cover

MAHESA

51 parts Ongoing

Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira. "Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya. "Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes. "Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas. "Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue." "Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut. "Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh. Cerita dengan konflik ringan