LAURA
  • Reads 175,108
  • Votes 8,790
  • Parts 48
  • Reads 175,108
  • Votes 8,790
  • Parts 48
Complete, First published Dec 12, 2020
-Ayah, bukan cinta pertama, tetapi patah hati pertama. Luka terbesar. Mungkin segelintir anak saja yang beruntung mendapat (ayah) sebagai cinta pertama-

3 tahun lamanya Laura selalu difitnah pembunuh oleh ayahnya sendiri. Tuduhan itu berhasil membuatnya sangat terpuruk. Sejak saat itu ayahnya sangat amat membencinya. Bahkan ayahnya tidak pernah menganggapnya sebagai anak.

Tidak hanya itu, setiap hari tiada tanpa cacian, hinaan, bahkan pukulan. Ayah yang selama ini ia banggakan, justru malah tega menyakitinya dengan sedemikian rupa.

"Haruskah aku mati terlebih dahulu supaya ayah bisa menganggapku sebagai anak?"


Highest Rank:
#1 in Laura [22/10/2021]
# 3 in Angst [11/09/2021]
#10 in brokenheart [26/08/2021]
#4 in hurt [17/01/2022]
#10 in brokenhome [29/01/2022]
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add LAURA to your library and receive updates
or
#4wattpad2021
Content Guidelines
You may also like
Aira's by Siskaynt_06
51 parts Ongoing
Bukan kisah cinta yang berawal bahagia lantas terluka. Tapi kisah lara tentang orang tua yang amat ambisius mengejar harapan hingga menyakiti perasaan. Berbagai siloka menjadi jalan cerita. Berbagai diksi menjadi arti hidup ini. Berbagai lantunan sendu menjadi tangis amat pilu. Caci-maki yang selalu mengintai seakan-akan menyangkal bahwa ia tidak boleh bahagia selamanya. Meninggalkan kisah lara penuh kata penyesalan. "Ayah, hidup itu tidak harus tentang nilai yang bagus. Tapi tentang seseorang yang menyayangi dengan tulus." "Ibu, pintar itu tidak harus menguasai semua bidang. Satu bidang saja, jika sudah mengerti dengan perasaan orang lain, ia bukan hanya sekedar pintar tapi jenius." "Kak, pintar itu tidak harus punya piala. Sekedar mendekap lantas menyeka air mata ia sudah pintar menghilangkan lara kita." "Aira, kamu memang berbeda tapi perbedaan itu terletak pada keistimewaan yang kamu miliki. Di mana orang lain tidak memiliki itu semua. Kakak sayang kamu selamanya." "Kenapa Aira selalu dibentak ayah sama ibu, sedangkan kak Andi sama kak Ayu gak pernah." "Otakmu itu kecil Aira. Berpikir pun lambat." "Ibu malu punya anak seperti kamu." "Kakak sayang sama kamu. Kakak janji gak akan ninggalin kamu sendirian lagi." "Kak, Aira pergi sesuai permintaan kalian selama ini. Selamat tinggal." "Aira kenapa kala itu kamu gak mengucapkan sampai jumpa lagi? Dan mungkin sekarang kita akan saling memeluk, bukan menangisi kamu." "Yang sudah kamu dapat sudah seharusnya kamu dekap dengan erat." *** #cerita dari goodnovel
You may also like
Slide 1 of 10
Aira's cover
RECAKA [END] cover
MEISYA [TERBIT] cover
Hypomone {ὑπομονή} || cover
KASIH  (SELESAI) ✔️ cover
AV cover
Kaesar cover
ALLEA  [KEMATIAN] cover
Chatting With Reyhan  cover
Arkara cover

Aira's

51 parts Ongoing

Bukan kisah cinta yang berawal bahagia lantas terluka. Tapi kisah lara tentang orang tua yang amat ambisius mengejar harapan hingga menyakiti perasaan. Berbagai siloka menjadi jalan cerita. Berbagai diksi menjadi arti hidup ini. Berbagai lantunan sendu menjadi tangis amat pilu. Caci-maki yang selalu mengintai seakan-akan menyangkal bahwa ia tidak boleh bahagia selamanya. Meninggalkan kisah lara penuh kata penyesalan. "Ayah, hidup itu tidak harus tentang nilai yang bagus. Tapi tentang seseorang yang menyayangi dengan tulus." "Ibu, pintar itu tidak harus menguasai semua bidang. Satu bidang saja, jika sudah mengerti dengan perasaan orang lain, ia bukan hanya sekedar pintar tapi jenius." "Kak, pintar itu tidak harus punya piala. Sekedar mendekap lantas menyeka air mata ia sudah pintar menghilangkan lara kita." "Aira, kamu memang berbeda tapi perbedaan itu terletak pada keistimewaan yang kamu miliki. Di mana orang lain tidak memiliki itu semua. Kakak sayang kamu selamanya." "Kenapa Aira selalu dibentak ayah sama ibu, sedangkan kak Andi sama kak Ayu gak pernah." "Otakmu itu kecil Aira. Berpikir pun lambat." "Ibu malu punya anak seperti kamu." "Kakak sayang sama kamu. Kakak janji gak akan ninggalin kamu sendirian lagi." "Kak, Aira pergi sesuai permintaan kalian selama ini. Selamat tinggal." "Aira kenapa kala itu kamu gak mengucapkan sampai jumpa lagi? Dan mungkin sekarang kita akan saling memeluk, bukan menangisi kamu." "Yang sudah kamu dapat sudah seharusnya kamu dekap dengan erat." *** #cerita dari goodnovel