HABROMANIA || Yuwin [✔]
  • Reads 4,775
  • Votes 872
  • Parts 18
  • Reads 4,775
  • Votes 872
  • Parts 18
Ongoing, First published Dec 15, 2020
Sebuah memori indah tentang dua insan yang tidak akan pernah bisa untuk bersama lagi. Memori indah yang akan ia kenang selamanya.

"Kak Yuta marah sama Windi?" -Allesya Windina

"Ngapain marah, apapun yang terjadi kita bakalan lewati semuanya" -Naka Yutama

"Kak Yuta maaf" -Allesya Windina

"Makasih selalu ada, Windi" -Naka Yutama


Note:
•Genderswitch
•Bahasa Baku
•Lokal
•Yuwin in here💚

High rank:

#1inceritalokal [19/02/21]

©anaknyajeno
All Rights Reserved
Sign up to add HABROMANIA || Yuwin [✔] to your library and receive updates
or
#475nctfanfiction
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
antagonis wife [PO] cover
BABY CHANIE cover
After Graduation cover
Fiction -sungjake✔ cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Rafa [End💗] cover
The Best Of Miracle cover
Kesayangan Bunda cover
Little Dumplings cover

Dosa Ku

76 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.