Zac tahu pasti apa yang harus dihadapi saat dia akhirnya menerima diri apa adanya. Jalan berliku terjal tanpa harapan. Untungnya, dia tidak harus melewati jalan itu sendirian. Ada Marco yang berjalan bersamanya.
Mereka sudah terbiasa dengan pandangan menghakimi. Sudah berusaha tidak mempedulikannya. Namun semua itu ada batas, termasuk keteguhan hati mereka.
Love wins, they said. Full of rainbow. But, how can they 'win' for their love, and themselves, in this kind of society?
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?"
Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi.
Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berjuang sendiri melahirkan anaknya tanpa suami. Menjadi ibu tunggal bukanlah hal mudah, apalagi lambat laun sang anak selalu bertanya tentang keberadaan ayahnya.
"Mommy, Al selalu doa sebelum bobo. Diulang tahun Al yang ke 5 nanti, papa pulang terus bawain Al boneka dino."
Ibu muda itu hanya menangis, seraya memeluk anaknya. Lalu bagaimana jika ternyata sang ayah juga sebenarnya menginginkan Al.