Hargai penulis, selesai baca 1 part harap beri vote dan komentar supaya ada kepastian yang jelas ❤️ mon maap nih sebelum nya, nih cerita banyak bahasa kasar😂 jadi yang anaknya masih suci gitu, mending kalo belom siap baca nggak ngapa ngapa, skip aja.
__________________________________________
Kadang kita sebagai anak sering dan selalu menjadi bahan tuntutan untuk menunjukkan kesuksesan orangtua, tanpa sadar kita lah yang sebenarnya boneka yang selalu meraka mainkan.
Katharina Jeysi Santoso, ia adalah anak semata wayangnya papa nya, papa yang memiliki sikap tegas, protektif, posesif pada anaknya, ternyata dibalik sikapnya seperti itu, ia menyimpan banyak rahasia dan luka pada dirinya. Tanpa sadar apa yang sudah ia lakukan, telah menyakiti mental anaknya sendiri.
Imanuel Bryant Genta, anak laki laki yang dari kecil sudah di didik mandiri, hidup sebagai tulang punggung keluarga nya, ia memiliki sikap yang ramah pada orang di kenal, dan sikap acuh tak acuh pada orang yang tidak ia kenal. Genta tidak pernah mau mempertemukan ibu nya lagi dengan suaminya, karena ia sendiri sangat benci pada orang yang dulu pernah ia anggap seorang ayah.
Hati seseorang tidak bisa kita ukur dengan dengan benda, dengan materi, perasaan seseorang hanya bisa di rasakan oleh masing masing. Karna, "Hanya mereka yang telah terluka yang bisa memahami mereka yang terluka juga"
Buat yang kepo bisa langsung baca yaaa, jangan lupa vote dan coment biar author nya makin rajin + semangat 👌 satu lagi, boleh nggak aku minta di follow👉👈 hehehehe thx ya
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan