Sejak kecil Jeonghan sudah sakit-sakitan, saat usianya 13 tahun dia mengalami sakit parah. Tabib yang memeriksanya menemukan keanehan di tubuh anak laki-laki itu, setelah memeriksa berulang-ulang memastikan bahwa dirinya tidak salah, sang tabib akhirnya memberanikan diri memberitahu tuan Yoon kondisi putranya yang sebenarnya.
Tabib: "Tuan, putra Anda...." Sang tabib membungkuk ketakutan, tidak berani melanjutkan kata-katanya.
"Katakan." ucap tuan Yoon tenang.
"Putra Anda diberkati oleh langit. Dia memiliki tubuh yang spesial-" Sebelum tabib itu bisa menyelesaikan kata-katanya, sebuah pedang yang dingin dan tajam menyentuh lehernya. Tabib itu berdiri kaku, ketakutan sampai tidak bisa bicara.
"Jangan katakan kalau putraku.... " lirihnya dengan wajah tak percaya, dia menggelengkan kepala, ada ketakutan dan keputusasaan di sana. Dia mencengkeram erat pedangnya, siap mengiris leher tabib tua itu.
Sang tabib mengangguk pelan, "Ya, tuan, putra Anda seorang ger. Dia laki-laki spesial yang diberi anugerah oleh surga. Dalam tubuh laki-lakinya dia memiliki rahim, dia bisa mengandung dan melahirkan... " Tabib itu memejamkan kedua matanya erat, pasrah pada pedang tajam sang menteri yang siap mengambil nyawanya.
Mayor Teddy menyebut Diajeng Serena sebagai Ratu 1001 Modus. Dua tahun terakhir menjalin hubungan tanpa status tak membuat Teddy menjawab soal kepastian.
Lewat tuts piano setelah pertengkaran mereka kala itu, Serena menyuarakan perasaannya. Tentang sakitnya, tentang kecewa dan tentang ikhlasnya.
Serena pernah meminta Teddy mempersembahkan satu lagu untuknya yang ia abaikan, tapi kala itu tanpa diminta Teddy menekan tuts piano demi Serena.