Apa kau tau, rasanya ditinggal oleh seseorang yang sangat berharga untuk kita, memutuskan untuk kembali pamit ke langit di atas sana?..........Itu sangatlah berat untuk seorang Tasya, bahkan untuk semua orang yang mereka tinggalkan.
Terkadang kita bisa kuat dan Sekokoh batu, namun di balik itu, masih tersimpan kesedihan yang berakibat layaknya seorang bayi kecil yang di tuntut untuk berlari... Mustahil memang, tapi itu kenyataan nya.
Seolah-olah semesta menampar dan berkata "jalanmu ku persulit dulu yaa, agar bahumu semakin kuat dan hebat"
Mereka hanya manusia biasa yang sedang belajar jatuh cinta, peka, dan memaafkan
"Kamu pergi di saat aku sudah menjadikanmu sebagai alasan, dimana aku bisa tersenyum dibalik semu luka ini"
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan