aksara-aksara kembali berhamburan,
bersama jarak yang kian menjauh...
dan kau
yang menggenggam ujung lain dari pintalan benang merah milikku,
somewhere under the sky,
Terra Sia Senandika
Kata-kata yang tak mampu terucap langsung,
Gemuruh yang bergejolak di dalam hati,
Lukisan rasa yang tak mungkin tergambarkan,
Hasrat yang meronta-ronta ingin di lepaskan,
Luka jiwa yang tak mungkin tersampaikan,
Lewat coretan PENA ku suarakan,
semoga sampai pada sang Pujaan.