FWB? Friend With Benefit. "Huh." Sontak malas seorang gadis seraya memutarkan bola matanya benci. Bila saja terngiang 3 huruf itu di telinga gadis tersebut, rasanya seperti ingin menghela saja. Karena dirinya sudah terlanjur malas dalam menjalin hubungan yang tidak jelas arah dan tujuannya seperti layaknya FWB itu. Bahkan untuk menerima sosok lelaki saja sudah muak. Terlebih karena simpulnya pada gambaran sang Papa yang buruk dan tak bertanggung jawab, membuat dirinya jadi harus kehilangan minat pada lawan jenisnya. Walau begitu, ia masih tergolong wanita yang percaya bahwa di dunia ini, sudah Tuhan sisipkan lelaki gentle yang mampu menunjukkan hormat dan welas asihnya pada seorang wanita. Bukan malah kepayahannya. ~ balik FWB Ditambah dengan hubungan yang tidak jelas, walau mengingat ada lable atau kata 'benefit' yang mengakhiri singkatannya. Tetapi tetap saja, keuntungan itu bukanlah keuntungan yang dapat menguntungkan bagi gadis itu. Dari sana, ia tak menyangka bahwa dirinya sendiri dapat terjebak dalam hubungan yang menurut dirinya sendiri saja sudah aneh itu. Hal ini juga terjadi karena pikatnya pada seorang lelaki dan keinginannya untuk mencari pelarian. Jadi tak bisa disalahkan bila masalah lah yang membawanya pergi terjun menuju kawah gelap yang menyesatkan. Menyesatkan dirinya, imannya, bahkan jiwanya yang angkuh pun ikut tersesat. Namun walaupun tersesat, dapat dipastikan ia berubah menjadi sosok yang lebih dewasa lagi. Siapa sangka pelariannya ini mampu menghadirkan karunia Tuhan yang begitu berharga dalam kehidupannya. Mampu mengubah pahit menjadi manis dan gelap menjadi terang untuk diri serta kehidupan lampaunya yang benar benar naas. Walau ia adalah karunia hasil musibah dirinya dengan lelaki FWBnya, namun ia tetap berharga.