Story cover for AKU BELAJAR UNTUK MEMAHAMI by rezaa3659
AKU BELAJAR UNTUK MEMAHAMI
  • WpView
    Reads 921
  • WpVote
    Votes 113
  • WpPart
    Parts 63
  • WpView
    Reads 921
  • WpVote
    Votes 113
  • WpPart
    Parts 63
Complete, First published Dec 25, 2020
Mereka mengenal nama cinta, namun sering kali sedih yang menghampiri hingga terluka.
Mereka mengenal kesuksesan, namun sering kali hidupnya terjatuh.
Mereka mengenal kata perjuangan, namun teriring rasa putus asa itu kambuh.
Apakah ingin menyerah begitu saja?

Buku ini adalah sebuah buku perumpamaan hidup yang di dalamnya tertanam sebuah kata-kata bijak ataupun motivasi semangat yang disampaikan untuk menebarkan aura jiwa dalam menjalankan suatu kehidupan, bertujuan untuk memberikan jalan-jalan kehidupan yang terbaik untuk kita semua.

Buku ini akan menemani hidupmu, mengarahkan arti hidup yang sebenarnya. Resapilah kata-kata di dalam buku ini. Simpanlah di dalam hati kamu. Sehingga kamu akan memahami siapa dirimu yang sebenarnya. Maka belajarlah tentang arti dari sebuah kehidupan ini.
Teruslah belajar, agar kamu bisa memahaminya!
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add AKU BELAJAR UNTUK MEMAHAMI to your library and receive updates
or
#423selfimprovement
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
It's Okay, Kamu Normal ! cover
SEANDAINYA SEMUA ORANG PERGI MENINGGALKANMU [LENGKAP] ✔ cover
Aku Saat Ini : Tidak Boleh Sempurna cover
Ini Semua Tentangmu | TELAH TERBIT cover
AKSARA LARA(END) cover
between love and edelweiss [CHIKZEE] {END}~ cover
Letters for Self cover
Kamu Milikku cover
don't leave daddy CH2 (END) cover

It's Okay, Kamu Normal !

23 parts Complete

Banyak orang datang dan pergi tanpa alasan, sekalinya ada hanya seperti bayangan. Memang dalam menjalani proses kehidupan terkadang terasa berat dan melelahkan. Jadi tetap semangat ya untuk menggapai kebahagian. Sering kali suara ini dibungkam, segala usaha tidak dihargai dan telinga merasakan sakit karena suara-suara yang cukup berisik. Lalu esokan harinya semua dibanding-bandingkan seolah apapun yang dijalani salah sehingga terpaksa wajah ini memakai topeng kepalsuan lalu bergerak seperti wayang. Apakah harus diam melihat keasingan antara jiwa dan raga ini ? Apakah salah jika menjadi diri sendiri ? "Tuhan, kapan kebahagian datang kepadaku? Mereka sudah lari jauh didepan sedangkan diri ini masih pada tempatnya". Memang tanpa harapan hidup terasa hampa sedangkan kesabaran dan bersyukur merupakan salah satu kunci dalam kehidupan. Bukankah hanya Maha penciptalah yang bisa membantumu. Jadi apakah semua ini normal? Apakah hanya diriku saja yang merasakannya? Lalu bagaimana aku harus bertahan?