Aku tahu, di antara fans-fans Joshua Adiputra yang segunung, ada seorang psikopat yang rela membunuh siapa pun yang sanggup meluluhkan hatinya. Korban mulai berjatuhan, dan perlahan, mereka mulai mengkambing-hitamkan aku. Aku tidak bisa apa-apa, aku cuma siswi baru di sekolah ini.
Sandra sudah gemetar, sedangkan Josh masih kokoh di sampingku. Aku tidak takut, hanya saja... aku tidak yakin kalau kami bertiga sanggup menang melawan dunia.
---------
Joshua Adiputra. Aku mungkin agak-agak bias waktu bilang manusia satu itu luar biasa menarik, tapi, nggak cuma aku yang merasa begitu. Cowok yang wajahnya kelihatan seperti blasteran Belanda serta tinggi menjulang itu banyak dipuja cewek-cewek SMA Singgasana Pelita. Namun, belakangan aku tahu, kalau cowok itu merasa dirinya dikutuk karena belum punya pacar sampai sekarang. Kurasa jomlo di umur-umur Joshua tidak langka, anehnya cowok itu selalu kelihatan super berat hati saat membahas topik jomlo.
Perlahan-lahan aku mulai mengerti. Cewek-cewek yang berani mendekat pada Kak Josh dan sanggup menarik perhatiannya, entah mengapa mulai sial satu persatu. Kecelakaan, sakit, atau tragedi-tragedi aneh lainnya yang merugikan si cewek. Melihat dari perkembangan hubungan kami, tidak aneh kalau aku mungkin akan jadi cewek sial selanjutnya.
Eh, tapi aku lebih spesial kalau dibandingkan dengan cewek-cewek lainnya.
Aku punya satu sahabat cenayang, yang kalau sedang beruntung, bisa menafsirkan masa depan kami.
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berondong menyebalkan berstatus pacar magang itu memilih pergi meninggalkannya.
Sialnya, ini tidak semudah yang Miura kira. Terlebih saat dia harus tinggal satu atap bersama pacar berondongnya dengan hormon belum stabil alias sangean.
Miura Nara dalam masalah baru yang lebih besar dari sekadar Askara Tarachandra Manggala.