HIS TEACHER HER TEACHER (Jin-Jisoo)
  • Reads 145
  • Votes 14
  • Parts 5
  • Reads 145
  • Votes 14
  • Parts 5
Ongoing, First published Dec 29, 2020
"Terserah dengan semua omongan orang, hidup-hidupku, cara-caraku, terserah aku". - Jisoo

"Ternyata dugaanku salah. Kukira selama ini dia adalah anak yang bodoh, manja dan suka berfoya-foya, ternyata..." - Seokjin.

(Cerita ini adalah FanFiction. Mohon maaf bila ada kesamaan nama, latar dan yang lainnya. Saya bukanlah penulis profesional dan baru pertama kali menulis cerita fan fiction. Maaf bila ada salah kata atau ejaan. Terimakasih, selamat membaca =D)
All Rights Reserved
Sign up to add HIS TEACHER HER TEACHER (Jin-Jisoo) to your library and receive updates
or
#212jacksonwang
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Duke's Grip cover
Kesayangan Bunda cover
brother ; drarry cover
BABY CHANIE cover
antagonis wife [PO] cover
Kisah Tak Sempurna cover
After Graduation cover
Selena (Wanita Panggilan) cover

Dosa Ku

76 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.