"Lekas katakan, Nduk! Siapa pemuda yang telah menghamilimu?" Ibu mengguncang bahuku dengan keras. Sembari terisak dia luapkan kemarahannya dengan meremas lenganku sekuat tenaga. Setelahnya dia jatuh bersimpuh di hadapanku. "Tega-teganya kau mencoreng wajahku dengan kotoran. Lebih baik kau bunuh saja aku, Setiawati." Bibirku membisu. Aku hanya bisa menatap wanita yang sudah melahirkanku itu dengan rasa bingung dan juga rasa sakit. Bagaimana caranya aku menjelaskan pada beliau bahwa yang menghamiliku adalah suami ibu sendiri?
22 parts