Skeptis[√]
  • Reads 769
  • Votes 67
  • Parts 2
  • Reads 769
  • Votes 67
  • Parts 2
Complete, First published Dec 31, 2020
[Oneshot story]

Semua orang sama saja. Tak ada hati yang benar-benar tulus. Chengxin dan Jiaqi hanya punya satu sama lain. Saling bergantung untuk menatap esok hari yang bahkan tak mereka ketahui apakah akan berlangit cerah.

[Tolong banget ini bukan BL. Aku gak nulis BL dan gak akan pernah nulis BL. Bromance tidak sama dengan BL. Jangan pukul rata cerita dengan tokoh utama dua laki-laki adalah BL. Aku capek nulis seperti ini setiap ada pembaca salah sangka yang memasukkan ceritaku ke daftar bacaan BL mereka. Tolong, hargai aku dan genre karyaku. Jika tidak suka, silakan hapus ceritaku dari daftar bacaan kalian. Terima kasih]
All Rights Reserved
Sign up to add Skeptis[√] to your library and receive updates
or
#14happynewyear
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Seraphic Home | XODIAC cover
Walking in You || Park Jisung [ON HOLD] cover
THE BOSS BABY (Completed) cover
Choose Family  cover
Kesayangan Bunda cover
OUR SECRET (SKYNANI X PONDPHUWIN)  cover
 Straykids Bermasalah cover
REBEL RIDERS cover
[i] potret semu, kim gyuvin cover
Arlio Pradipta Alexander cover

Seraphic Home | XODIAC

20 parts Ongoing

Tentang delapan anak laki-laki yang mempunyai luka dan trauma karena keluarga. Berusaha menerima takdir yang sama sekali tidak mereka inginkan. Di sebuah panti asuhan, mereka dipertemukan untuk saling menguatkan, bersama-sama menyembuhkan luka dan memulai cerita baru dengan harapan menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya. Kehadiran Aluna membuat mereka mulai sembuh secara perlahan. Rasa sayang yang tumbuh seiring berjalannya waktu membuat hubungan mereka semakin erat. Aluna hadir untuk membantu mereka bangkit dari keterpurukan. Keluarga baru yang mampu membuat hidup mereka yang semula gelap, menjadi lebih berwarna. "Diantara kalian, gak ada yang menyimpan perasaan lebih untuk Aluna, kan?" tanya Hayden memastikan. "Gue," jawab Liam dengan lantang. Ketujuh cowok itu langsung menoleh secara bersamaan pada Liam dengan tatapan bertanya-tanya. "Gue lebih sayang Aluna dari pada nyawa gue sendiri," sambung Liam membuat mereka bernafas lega. Shaka mengangguk setuju. "Gue rasa, kita semua punya perasaan yang sama buat Aluna." "Gue titip Aluna," ucap Liam tiba-tiba. "Maksud lo?" tanya Bian. Liam menghela nafas berat seraya menatap kosong ke depan. "Gue izin pamit dari rumah ini." Namun, ternyata kebahagiaan itu hanya sementara. Penderitaan mereka masih terus berlanjut. Ada banyak luka baru yang sudah menunggu mereka. Bukan hanya kedelapan cowok itu, tetapi juga orang-orang baru di hidup mereka.