Lulus sarjana dengan IPK tinggi, Azzam (aku) melanjutkan study ke Cambridge University. Niat tulus menuntut ilmu setinggi-tingginya ia junjung dengan penuh keyakinan dan keberanian. Namun, berbagai problema yang tak pernah surut menerjang, membuatnya harus berjuang sekuat tenaga. Mulai dari masalah dengan professor pembimbing riset, persahabatan, kehilangan beasiswa, hingga percintaan dengan seorang wanita.
Ia dituntut untuk bisa menentukan pilihan dan membagi waktu, antara belajar, berteman, bekerja, mempertahankan nilai-nilai agama, dan mengejar cinta yang ia perjuangkan. Bagaimana seorang minoritas bersikap ditengah lingkungan yang heterogen. Bagaimana hidup di negeri orang, sampai dakwah bil-hikmah kepada orang yang belum mengerti Islam.
Simak kehidupan Azzam selama satu tahun di Cambridge University dengan segala permasalahanya. Novel ini dibuat dengan riset yang mendalam, dibalut pengalaman langsung penulis mengunjungi Cambridge University dan London. Semoga novel ini dapat bermanfaat kepada teman-teman pembaca.
Elliot's partner was his whole world, but after Allan's death, his ghost haunts Elliot's dreams. Everyone tells Elliot to move on, but he isn't sure he can.
*****
It's been a year since the love of Elliot's life, Allan, passed away. Everyone thinks he should have recovered after that much time, but Allan still haunts Elliot every night. He struggles to maintain relationships with his family, and despite a coworkers interest he can't summon up the courage to date. Elliot is living for the past, because to live for the present means he'll have to live with a hole in his heart. But the question Elliot has to face chases him through his monotonous days: is mourning Allan with everything he has truly living?
[[word count: 40,000-50,000 words]]