Membawa marga Mikhailord di belakang namanya, membuat orang-orang berpikir jika hidup gadis itu seindah bunga lili. Secantik mawar bahkan abadi seperti edelweis. Tahta, kekuasaan dan uang. Gadis itu memiliki semuanya. Semua yang orang impikan. Ironisnya, bukan mawar atau lili apalagi edelweis. Gadis itu sama sekali tidak memiliki ketiganya. Dandelion. Gadis ini selayaknya bunga dandelion. Bukan karena terlihat rapuh atau mudah di terbangkan angin. Tapi karena dia, Callista Adrienne Mikhailord. Gadis yang terlahir seperti dewi, terukir cantik tanpa cela. Alih-alih berdiri memamerkan kecantikannya seperti mawar, Callista hidup seperti dandelion tanpa dia sadari. Dandelion selalu bisa tumbuh diantara rerumputan liar atau celah bebatuan. Menentang angin lalu menjelajah angkasa. Seperti itu, Callista menjulang begitu kuat, indah dan berani. Semua orang ingin dicintai seperti Callista yang dicintai oleh seorang pria selama lima tahun. Layaknya Rama dan Shinta, Callista selalu untuk lelaki itu. Tapi tidak. Callista tidak bisa mencintainya. Tetap tidak bisa. Entah ini karena hatinya yang keras atau karena dia memang dandelion? Bebas dan lepas. Tanpa kekangan dan batasan. Dia Callista. Mungkin karena itu, hatinya seolah menunggu yang lain. Seseorang yang berbeda, yang mampu membawanya berlari selepas mungkin. Meraup kebebasan tanpa ada batasan. Mungkinkah dia dalam masalah besar?
41 parts