Potongan Cerita : "Saka!" teriak Ecan yang hanya di anggap gonggong liar seekor anjing oleh Saka. "Woy, Saka. Monyet!!" "Apaa, sih. Anjing. Santai, bego." "Astagfirullah, Saka. Mulut kamu berdosa sekali." Ecan dramatis banget sembari menutup mulutnya. "Gue kesini mau ngasih oleh-oleh." Ecan lantas melenggang tenang ke dalam kos Saka. "Ada Raina juga. Kebetulan, gue ada oleh-oleh dari Bandung." "Gue nggak pernah tau kalo seorang Elriko Cendana bisa baik juga." Raina kadang mulutnya bener. "Yee, gue juga pengen masuk surga kali." jawab Ecan enteng. "Btw, semalem Lia lo antar dengan selamat sehat sentosa, kan?" Saka hanya mengangguk. "Terus? Lo nginep sana? Soalnya pas dia telfon gue, kayaknya teler banget. Gue takut kenapa-napa." Ecan berkata setelah menyimpan oleh-oleh ke lemari penyimpan. "Enggak, gue telfon Arjuna." Saka menjawab tenang. Mengingat semalam hanya Arjuna yang Lia cari membuat Saka pada akhirnya menghubungi cowok itu. "Bego!! Kok Arjuna!!" "Ya, santai, Babi!! Nggak usah nempeleng juga." *** Next? Silakan menjelajah.