Mungkin jodoh tidak datang tepat waktu, tapi jodoh akan datang pada waktu yang tepat. Imam, aku selalu mengimpikan suatu hari akan datang seorang Adam yang akan menjadikanku pelengkap imannya, yang mampu membimbingku menuju surga-Nya dan aku harap kebahagiaan kita kelak adalah engkau dan aku bisa saling menguatkan untuk berjuang dijalan-Nya, Saling menasihati saat lemah, kau bisa menguatkanku ketika aku jatuh pun sebaliknya.
Kekuatan doa sungguh luar biasa. Selama ini aku selalu berdoa agar Allah kelak mempertemukan aku dengan seorang Adam yang mencintai Allah lebih dari segalanya, yang memperlakukan orang tuanya seperti Raja, yang bertanggung jawab dan siap membimbingku menuju jalan-Nya.
Malam itu Dito sahabatku mengirimkan pesan singkat melalui Whatsapp bahwa Dito ingin bertemu denganku di sebuah kafe. Tak disangka ternyata tujuannya adalah untuk melamarku. Mungkin selama ini aku tidak pernah dekat dengan laki-laki lain selain Ayah, Kak Satria dan Dito, aku hanya pernah menyukai satu Pria saat aku duduk di bangku SMA dan cinta itu, sungguh cinta itu sangat menyakitkan hingga membuatku merasa tidak ingin mengenal cinta lagi selain cintaku pada Sang Pencipta.
Sejak saat itu aku tidak pernah percaya lagi dengan yang namanya cinta sejati. Sungguh hatiku sudah sangat tersakiti oleh pria yang bernama Dani. Bagaimana dengan cinta pertama? Hatiku juga sering tersakiti oleh cinta pertamaku, ya oleh Ayahku. Walaupun begitu beliau tetaplah Ayahku, beliau tetaplah cinta pertamaku, beliau tetap mempunyai tempat penting dalam hatiku.
Tapi Dito? Dia orang yang sangat baik, aku mengenalnya sejak kecil, aku yakin dia tidak akan menyakitiku. Tapi kami berbeda kepercayaan, dalam islam hukum nikah berbeda agama adalah haram dan akad nikahnya otomatis tidak sah. Aku juga hanya menganggap Dito sahabat kecilku yang menjadi tempat curhatku disaat aku merasa tidak nyaman dengan keluargaku.
Jika bukan Dito, lantas siapa yang kelak akan menjadi Imamku?
~*~
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berondong menyebalkan berstatus pacar magang itu memilih pergi meninggalkannya.
Sialnya, ini tidak semudah yang Miura kira. Terlebih saat dia harus tinggal satu atap bersama pacar berondongnya dengan hormon belum stabil alias sangean.
Miura Nara dalam masalah baru yang lebih besar dari sekadar Askara Tarachandra Manggala.