Suatu sore yang masih panas di hari Jumat, Sang Presiden itu akhirnya mundur dari jabatannya. 27 tahun lebih 6 bulan ia memerintah dengan tangan besi yang menyala. Di hari ke-14 demonstrasi rakyat, ia menyerah. Hari itu kekuasaanya usai sudah. Aksi mogok makan telah membuat 412 pemuda pingsan. Rumah sakit penuh. Tak kuat dengan desakan negara-negara jiran, Sang Presiden diktator mengumumkan pengunduran dirinya: "Demi rakyat yang selalu saya cintai. Saya mengundurkan diri sebagai presiden, menyerahkann jabatan saya pada Partai Oposisi Rakyat untuk mengambil alih pemerintahan. Terima kasih, rakyatku." Rakyat bergembira sore itu. Pesta digelar di segenap pelosok negeri. Jalan raya dipenuhi rakyat yang bernyanyi, menari, bergembira dan berpesta. Malam harinya, sebuah berita mengagetkan terdengar: Sang Presiden mati gantung diri di dalam kamarnya.