"Tolong jangan makan aku!" Gadis itu meringkuk ketakutan. Seekor serigala besar, bersurai hitam mendekat kearahnya. Dengan lidah yang keluar, membasuh mulutnya. Seakan tak sabar untuk melahap gadis di hadapannya.
Shanette, semakin mundur, hingga punggungnya tergores sebuah ranting yang rendah. Ia mengigit ujung bibirnya, seraya merutuki dirinya akan kebodohannya.
Gadis itu tak mengikuti arah yang di tunjukkan panitia kemah. Ia malah mencari jalan sendiri. Dan liat, gara-gara sifat sok taunya. Nyawanya sudah di ujung tanduk.
Serigala di hadapannya, mengaum. Badan Shanette makin gemetar, saat mulut serigala itu sudah terbuka, siap menerkam nya saat ini juga.
'𝙼𝚢 𝚐𝚘𝚘𝚍 𝚗𝚎𝚜𝚝, 𝚝𝚘𝚕𝚘𝚗𝚐 𝚊𝚔𝚞.'
Brak!!
Dentuman keras terdengar, bersamaan dengan auman serigala lain. Serigala di hadapan Shanette, tersungkur, dengan serigala bersurai abu, yang mencabik nya tanpa ampun. Matanya kuning melihat, itu mengisyaratkan kemarahan mendalam. Ia mengkoyak leher serigala hitam di hadapannya. Dalam satu sentakan serigala hitam itu kehilangan kepalanya, dead.
Darah muncrat, hingga mengenai wajah Shanette. Ia bergidik ngeri. Melihat tubuh si hitam yang tak berdaya. Tubuhnya menegang, saat manik kuning itu, menatapnya. Jantung kembali berpacu, apakah ini gilirannya??
Binatang itu mendekat, tubuh Shanette makin bergetar, "menjauh!!! Jauh mendekat!!! Ku mohon, jangan makan aku!!!"
"Mate,"
Mata Shanette membola, '𝚊𝚙𝚊?! 𝙱𝚒-𝚋𝚒𝚌𝚊𝚛𝚊? 𝙱𝚒𝚗𝚊𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚒𝚌𝚊𝚛𝚊?"
"Mate,"
COMPLETED.
Dm for follback
Spin off from "I'm More Than Just A Princess"
••~••
"Aleeyah Najma, kau dihukum mati atas percobaan perebutan takhta Yang Mulia Damian Azazel Lucretius de Erebos, dan percobaan pembunuhan terhadap Lady Isandra"
Kalimat itu terngiang di kepalaku, seraya aku mendongak menatap panggung raja di sebrang sana. Dimana Isandra, menangis tersedu di dalam pelukan Azel saat melihatku yang akan dieksekusi.
Aku terenyuh, rasa sakit dan sesak akan penyesalan memenuhi perutku. Apa yang telah aku lakukan? Aku memiliki semuanya namun aku sia-siakan.
Sahabat yang begitu tulus, ayah yang perhatian padaku, tidak perlu kusebutkan harta dan ketenaranku. Apa yang kurang? Kenapa aku masih ingin merebut kebahagiaan orang lain?
Kenapa aku begitu serakah?
'Kau bodoh Aleeyah' batinku memaki diri sendiri.
Sekali lagi, kulihat sahabat baikku di sebrang sana. Ah rasanya bibir hina ini tidak pantas lagi menyebutnya sebagai sahabat.
'Teman ya?'
Bibirku terangkat, aku tersenyum kecil. Sebuah kata maaf tidak akan cukup untuk menebus dosaku, akan kubayar semuanya di neraka nanti.
Isandra, Azel, ayah, kalian semua berbahagialah. Maafkan kehadiranku yang merupakan bencana, kutuklah aku sebanyak yang kalian suka, aku rela, aku pasrah. Karena diriku adalah pendosa.
CRASH
••~••
"Ah lagi-lagi kita harus mengurus bayi ini"
Suara siapa itu? Bayi siapa?
"Kau benar, sudah berapa lama sejak dia lahir? Tapi grand duke sama sekali belum datang melihatnya, sebenci itu grand duke pada putrinya"
Grand duke? Putrinya? Ah persetan, aku tidak peduli. Aku harus keluar dari sini.
'Tapi kenapa tangan dan kakiku pendek sekali?' batinku saat aku tidak mampu menggerakkan anggota gerakku dengan leluasa. Hanya naik turun kanan kiri seperti...
'Tunggu, jangan bilang...'
"Ah dia sudah bangun, aku akan mengganti popoknya. Kau siapkan susu setelah itu kita pergi" ucap seorang maid raksasa yang menatapku malas.
Tunggu, dia tidak raksasa.
'Aku jadi bayi?!'
#1 on