Hal yang terakhir kuingat adalah kondisiku yang menggenaskan. Lantas bagaimana aku kembali bernafas dengan tubuh yang dibalut dengan hanfu putih yang mengingatkanku dengan pakaian tradisional zaman dulu. Melihat kondisiku yang masih bernafas, banyak pertanyaan yang muncul dalam kepalaku. Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah saat ini aku sedang bermimpi? Tapi bagaimana bisa orang yang telah mati merasakan sakit dari guncangan hebat benda persegi yang membawaku? Bagaimana bisa aku merasakan sakit dan nyeri saat kedua pundakku menabrak kedua sisi kayu yang berada di sisi kanan dan kiriku? Bukankah orang yang telah mati tak mampu merasakan apapun? Terlalu pusing dengan pikiranan dan pertanyaan - pertanyaan yang terus bermunculan dalam kepalaku, aku lantas memilih bangun dan mendudukan diriku. Baru saja aku bangun dari tempat yang kutiduri, seketika kedua bola mataku terbelalak terkejut saat menyadari tempat yang menjadi tempat tidurku. Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana bisa aku bangun dari peti mati? Apa yang sebenarnya terjadi padaku, bukankah aku telah mati di tangan tunanganku sendiri? Lantas apa ini? ***************** 📍Jeneponto, 5 Januari 2021 Author Note : Cerita ini awalnya dipublish di NovelToon, namun karna banyaknya pertimbangan, alhasil cerita ini pun turut kupublish di Wattpad. Sehubung karna kedepannya aku bakal stay di Wattpad, cerita ini akan kulanjut hingga tamat disini saja. ^^ Jadi bacalah selagi ON - GOING, sebab apabila ceritanya telah tamat, sebagian BAB akan ku hapus demi kepentingan penerbitan dalam versi E-book ❤