Story cover for Simfoni Jumantara || Rasa Tak Bernama Part 2 by firaput_10
Simfoni Jumantara || Rasa Tak Bernama Part 2
  • WpView
    Reads 520
  • WpVote
    Votes 63
  • WpPart
    Parts 12
  • WpView
    Reads 520
  • WpVote
    Votes 63
  • WpPart
    Parts 12
Ongoing, First published Jan 06, 2021
Hidup hanya ada dua pilihan, yaitu dipilih dan memilih. Jika keduanya tidak didapatkan, bersiapkan untuk menerima. 

     Terlahir menjadi anak haram bukanlah pilihan. Jika saja hidup ini bisa menolak, lebih baik Fania tidak dilahirkan di muka bumi, bila konsekuensinya tidak mempunyai nasab, wali, waris, dan nafqah dengan lelaki yang mengakibatkan kelahirannya.
All Rights Reserved
Sign up to add Simfoni Jumantara || Rasa Tak Bernama Part 2 to your library and receive updates
or
#46terungkap
Content Guidelines
You may also like
Nikah Dulu, Jatuh Cinta Kemudian by Syaraardhiani09
23 parts Complete
Pernikahan bagi Hana dan Arsyad bukanlah hasil dari kisah cinta yang indah, melainkan keputusan yang lahir dari keadaan. Mereka menikah tanpa pernah saling mencintai Arsyad menganggapnya sebagai tanggung jawab, sementara Hana menerimanya dengan keikhlasan. Hari demi hari, mereka menjalani hidup bersama di bawah satu atap, namun terasa bagai dua orang asing. Arsyad sibuk dengan pekerjaannya, sementara Hana mengisi waktunya dengan beribadah dan mengajar anak-anak mengaji. Komunikasi mereka kaku, penuh kesalahpahaman. Hana merasa diabaikan, sementara Arsyad menganggap istrinya terlalu pasif dan kaku. Namun, seiring berjalannya waktu, perlahan sesuatu berubah. Arsyad mulai memperhatikan hal-hal kecil tentang Hana kesabarannya, keikhlasannya, dan ketulusan yang ia tuangkan dalam setiap perbuatan. Di sisi lain, Hana juga mulai melihat sisi lain dari Arsyad, pria yang diam-diam selalu memastikan kebutuhannya terpenuhi. Ketika Hana jatuh sakit, Arsyad panik dan takut kehilangannya. Untuk pertama kalinya, ia menyadari bahwa kehadiran Hana bukan sekadar formalitas-ada sesuatu dalam dirinya yang kini tak ingin hidup tanpa wanita itu. Dan saat Arsyad menggenggam tangan Hana di depan Ka'bah, ia mengucapkan sebuah janji yang membuat istrinya menangis, "Aku ingin belajar mencintaimu dengan cara yang Allah ridai." Mereka mungkin tidak memulai pernikahan ini dengan cinta, tetapi bisakah mereka menemukannya dalam keikhlasan dan doa?
You may also like
Slide 1 of 10
Nikah Dulu, Jatuh Cinta Kemudian cover
Kamar Kosong 13 S2 [End] ✓ cover
Haluan Takdir (With Seanna) cover
Fana (TAMAT) cover
Inchoate✓ cover
Takdir Sang Ilahi [END] cover
Ahli Patologi Forensik Wanita Jenius, Ahli Anatomi Psikologis cover
Love behind the wall (cinta dibalik tembok) completed cover
Rumah Tanpa Atap cover
TRANSMIGRASI 3 SAHABAT (Revisi) cover

Nikah Dulu, Jatuh Cinta Kemudian

23 parts Complete

Pernikahan bagi Hana dan Arsyad bukanlah hasil dari kisah cinta yang indah, melainkan keputusan yang lahir dari keadaan. Mereka menikah tanpa pernah saling mencintai Arsyad menganggapnya sebagai tanggung jawab, sementara Hana menerimanya dengan keikhlasan. Hari demi hari, mereka menjalani hidup bersama di bawah satu atap, namun terasa bagai dua orang asing. Arsyad sibuk dengan pekerjaannya, sementara Hana mengisi waktunya dengan beribadah dan mengajar anak-anak mengaji. Komunikasi mereka kaku, penuh kesalahpahaman. Hana merasa diabaikan, sementara Arsyad menganggap istrinya terlalu pasif dan kaku. Namun, seiring berjalannya waktu, perlahan sesuatu berubah. Arsyad mulai memperhatikan hal-hal kecil tentang Hana kesabarannya, keikhlasannya, dan ketulusan yang ia tuangkan dalam setiap perbuatan. Di sisi lain, Hana juga mulai melihat sisi lain dari Arsyad, pria yang diam-diam selalu memastikan kebutuhannya terpenuhi. Ketika Hana jatuh sakit, Arsyad panik dan takut kehilangannya. Untuk pertama kalinya, ia menyadari bahwa kehadiran Hana bukan sekadar formalitas-ada sesuatu dalam dirinya yang kini tak ingin hidup tanpa wanita itu. Dan saat Arsyad menggenggam tangan Hana di depan Ka'bah, ia mengucapkan sebuah janji yang membuat istrinya menangis, "Aku ingin belajar mencintaimu dengan cara yang Allah ridai." Mereka mungkin tidak memulai pernikahan ini dengan cinta, tetapi bisakah mereka menemukannya dalam keikhlasan dan doa?