Ini bukan tentang janji yang diingkari, bukan pula tentang hati yang telah mati, melainkan sebuah kisah manis yang disajikan dengan plot tragis.
Shahira Az-Zahra, seorang perempuan biasa, serba biasa yang tidak ada kelebihan kecuali apa yang ada di pikiran. Pemikiran inilah yang membuat lelaki tampan tertarik padanya.
"Nama aku Shahira, Kak, bukan Syafira."
"Tapi, aku lebih suka memanggilmu Syafira karena itu cocok untukmu," balas lelaki tampan itu dengan senyum tulus.
Shahira hanya terdiam. Dia tahu, sangat tahu dengan jelas arti dari Syafira itu. Dia hanya ... entahlah, tetapi hatinya merasa hangat.
Menurut orang, mungkin dia memang sempurna secara fisik, tetapi tak ada yang tahu jika selama ini ia tersiksa secara batin. Tak ada seorang pun yang tahu perihal hati, kecuali ia dan Tuhannya sendiri.
"Jika kau lelah dengan kehidupan, jadikan Allah tempat sandaran. Jika dukamu tengah merundung, ingat aku yang selalu mendukung."
Membaca tulisan itu, membuat lengkungan sabit tercipta di bibir Shahira. Ia merasa senang. Dia selalu saja bisa membuatnya tersenyum kembali. Shahira pun menghapus segera menghapus embun di sudut matanya yang basah, mencoba menghilang resah dan gelisah karena jiwanya yang tengah gundah. Namun, semua itu berakhir sudah saat membaca quote yang terlampir dengan indah.
Siapakah dia? Lantas kenapa Shahira begitu sedih? Apakah yang sebenarnya terjadi di kehidupannya? Penasaran yuk langsung baca aja!
"Ahhhh pelan pelan sayang "
"Mommy kenapa apa ini menyakiti mommy "
"Engga sayang teruskan saja"
"pelan pelan sayang jangan kuat kuat "
"Ahhhhh sayang ia ituhh"
"Ahh mommy ternyata benar ngentot itu sangat enak mom"