Prolog Tidak ada seorang pun yang tahu tentang kematian. Harinya, bulannya, apalagi tahunnya, tidak seorang pun yang mengetahui. Tidak ada seorang pun yang siap jika orang yang dicintainya itu pergi meninggal, selama-lamanya. Tidak ada yang menginginkan itu terjadi, termasuk diri ini. Ya benar, aku sangat tidak siap dan tidak akan pernah siap hal itu terjadi. Ditinggal oleh orang yang kusayang secepat ini, tetapi takdir berkata lain. Tuhan baru saja mengambil sosok laki-laki hebat yang selalu kupuja sedari kecil. Sosok yang menjadi cinta pertamaku, sosok yang selalu menyayangiku. Sosok yang sangat penting bagi hidupku. Dia, ayahku. Dia telah tiada. Namun bukan itu yang saat ini ujianku setelahnya. Tetapi, sosok asing yang beberapa jam sebelumnya menjadi tempat pindahnya tanggung jawab ayah kepadanya. Dia, suamiku.