A Memory About You
  • Reads 40
  • Votes 11
  • Parts 4
  • Reads 40
  • Votes 11
  • Parts 4
Ongoing, First published Jan 08, 2021
Anggun Jelita adalah seorang gadis blasteran Korea Selatan-Indonesia yang mempunyai nama korea Kwon Hye Hee. Pada tahun pertama masa SMA-nya ia mengikuti pertukaran pelajar dengan Korea Selatan bersama tiga temannya. 
Kim Do Young, seorang pemuda atlet basket yang terkenal akan prestasinya dalam bidang olahraga khususnya basket, ia juga mempunyai kharisma yang membuat dirinya semakin populer di kalangan para siswa.
Bang Yedam, seorang ketua osis yang sangat populer karena kinerjanya sebagai ketua osis, dan kharisma yang dipancarkan tentu saja. Selain itu ia juga dikenal sebagai idola sekolah karena mempunyai suara yang bagus dan terbilang unik. Tapi sayangnya ia juga terkenal sebagai seorang pemuda yang sangat susah untuk didekati karena ia mempunyai kenangan buruk di masa lalu.

Sampai akhirnya di suatu waktu mereka terlibat cinta segitiga. 
Siapakah yang akan di pilih oleh Hye Hee (Anggun)?
Apakah Doyoung, seorang atlet basket yang yang mempunyai kharisma yang membuat para siswi mengerumuninya?
Ataukah Yedam, sang ketua osis yang mempunyai kenangan pahit di masa lalunya?
All Rights Reserved
Sign up to add A Memory About You to your library and receive updates
or
#336bangyedam
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kesayangan Bunda cover
He Fell First and She Never Fell? cover
antagonis wife [TERBIT] cover
The Best Of Miracle cover
Rafa  cover
The Qonsequences cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Kisah Tak Sempurna cover
After Graduation cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.