BRONDONG PENGGODA {Mengejar Cintania}
  • LECTURAS 39
  • Votos 0
  • Partes 5
  • LECTURAS 39
  • Votos 0
  • Partes 5
Continúa, Has publicado ene 09, 2021
Piip ... piip ..., suara klakson motor di jalan yang kosong di siang bolong mengagetkan Cintania. Membuat Cintania mau tidak mau melihat ke arah sumber bunyi. Dan lagi dia melihat Nardo yang tersenyum mempertontonkan deretan giginya tanpa beban. 

Nardo mendorong motornya ke pinggir jalan aspal, dekat dengan Cintania. Gadis itu merasa heran karena setiap hari dihidupnya lelaki ini selalu saja muncul. 

"Hai Cintania sayang, kamu tahu tidak persamaan kamu dengan skripsi?" Tanya Nardo memulai jurus gombalnya. 
Cintania seketika merasa bahwa memang siang terasa membakar kulit, dia spontan mengipas-ngipas wajahnya dengan kertas hasil revisi skripsi di tangannya, tak berniat mengabaikan Nardo meski pun hatinya ingin. "Memang apa persamaannya?

Nardo turun dari motornya dan tanpa permisi ia memindakan topi dari kepalanya ke kepala Cintania. ia tersenyum senang, merasa topi itu pas dan cocok bertengger manis di kepala gadis pujaan hatinya. 
"Kamu itu seperti skripsi yang bisa bikin saya kurang makan, kurang tidur, dan bikin saya punya kepala pusing kalau saya abaikan. Kamu itu seperti skripsi sulit dimengerti tapi harus tetap saya perjuangkan demi kelangsungan masa depan kita."  Nardo tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya, genit ke Cintania.
Todos los derechos reservados
Regístrate para añadir BRONDONG PENGGODA {Mengejar Cintania} a tu biblioteca y recibir actualizaciones
or
Pautas de Contenido
Quizás también te guste
Quizás también te guste
Slide 1 of 10
Hyper cover
Transmigrasi Seksi Bumil  cover
Dark Love cover
Give Me Your Sandwich! [END] cover
GAVIN 21+ cover
Trapped With My Brother Friend cover
The Boss is My Roommate [21+] cover
Bosku Istriku [SELESAI] cover
Abigel of Scandal cover
Hello, KKN! cover

Hyper

24 Partes Continúa

Edgar merasa beruntung memiliki Flora sebagai kekasihnya. Tak peduli jika Flora adalah gadis nerd disekolahnya. Hanya orang bodoh yang tak menyadari betapa sempurnanya seorang Flora Ayumi Maharani.