Namanya sabitah, anak bungsu dari lima bersaudara, menjadi anak perempuan satu satunya membuat keluarga sabitah megitu menjaganya, bahkan terlalu ketat menjaganya, menurut sabitah hal tersebut sangat kenjengkelkan.
Dirga, sahabat kecil Sabitah sekaligus Aksa kaka keempat Sabitah, kedekatan mereka sejak kecil membuat keluarga Sabitah dan Dirga saling mengenal dan akrab, menurut Sabitah dirga seperti orang suruhan mamah nya, bagai mana tidak, mamahnya setiap hari mengirim pesan pada Dirga, menanyakan kabar Sabitah di sekolah, saat hendak pulang memastikan Sabitah tidak kemana mana, menanyakan apa bekal sabitah dimakan, atau apa saja yang sabitah makan di kantin dan lain lain, parahnya lagi Dirga tidak keberatan di jadikan babu seperti itu, katanya itu sebuah keharusan, hitung hitung sedekah.
Melihat Alden, seorang anak baru pembuat onar yang membuat satu sekolah gencar, pasalnya anak laki-laki ini tidak pernah kehabisan ide untuk membuat satu sekolah heboh, ruang bk sudah seperti rumah kedua baginya namun di mata seorang Sabitah, Alden bukan sekedar pembuat onar, bukan juga tukang cari masalah. Di mata seorang sabitah Alden berbeda, Sabitah dapat melihat dengan jelas sorot mata laki itu yang menyimpan banyak tanya, dibalik raut wajah yang tampak sangar dan menyebalkan, Alden menyimpan banyak luka, yang membuat Sabitah semakin penasaran.
Happy reading <3All Rights Reserved