Lemon Boy! [SakuAtsu] ✓
  • Reads 5,773
  • Votes 713
  • Parts 6
  • Reads 5,773
  • Votes 713
  • Parts 6
Ongoing, First published Jan 10, 2021
[COMPLETE!] 

"It's actually pretty easy being nice to a bitter boy like him. So, I got myself a citrus friend" - Cavetown, Lemon Boy.

Sakusa adalah germaphobe tetapi memiliki hobi berkebun. Dia sangat suka dengan bunga - bunga, pohon, dan tumbuhan hijau lain nya. Memang sedikit aneh untuk seorang germaphobe tetapi memiliki hobi berkebun. Suatu hari, dia menemukan seseorang di taman nya. Sangat asing dan aneh

Silahkan membaca! jangan lupa untuk meninggalkan vote dan komen jika kalian mau. Banyak vote berarti membuat ku tambah semangat untuk membikin cerita lain! hehe

Cover are not mine! aku hanya menambah kan tulisan saja. source: pinterest.
iya, cerita ini terinspirasi dari salah satu lagunya Cavetown.
Chara are not mine! chara belongs to Haruichi Furudate. Saya hanya meminjam chara nya saja.

Sorry for the typo guys! Aku berusaha tidak typo tapi kadang masih saja typo. Maaf ya hehe
All Rights Reserved
Sign up to add Lemon Boy! [SakuAtsu] ✓ to your library and receive updates
or
#24songs
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
The Qonsequences cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Kesayangan Bunda cover
After Graduation cover
Kisah Tak Sempurna cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Little Dumplings cover
Rafa  cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.