Nadira Deev, delapan tahun aku mengenalmu. Waktu itu, kamu berdiri dengan jaket dan jam tangan hitam kesukaanmu. Aku pernah melepasmu dan itu sangat menyiksa. Aku tidak pernah benar-benar ingin melepasmu. Sikapmu Deev, sikapmu yang menyuruhku untuk ganti tujuan; pulang pada rumah yang bukan lagi kamu. Deev Nad, maaf untuk semua sikapku. Harusnya aku sadar, aku sudah menyukaimu sejak awal, namun waktu itu aku masih ragu dan aku terlalu takut untuk gagal, tapi hal itu justru membuatku gagal memilikimu. Ini bukan salahmu Nad, berhenti menyalahkan dirimu sendiri, aku yang membuatmu bingung sejak awal. Terimakasih Nad, sudah menjadi dirimu dengan versi paling terbaik, aku menyayangimu; selamanya. Zaa Enam tahun, Nad. Selama itu aku nunggu kamu. Katamu, membuatku keliru. Aku pikir benar bahwa yang selalu ada dapat menggantikan yang pernah ada; kata itu tak berlaku untukku, yang kamu mau tetap bukan aku. Aku tidak akan membencimu Nad, aku akan tetap mencintaimu sampai selesai.