Semakin kesini gaya pacaran semakin liar. Tidak pandang muda dan tua. Berkerudung atau terurai. Berkiblat ke barat-baratan menjadikan kita semakin hilang adab ke indonesiaan. Tontonan k-drama (korean drama) yang menjadi kiblat juga pasti mengandung adegan ciuman. Tua muda, anak sekolah, bahkan pekerja sama. Bahkan hubungan satu rumah antara sejoli tanpa ikatan pernikahan semakin frontal terdengar. Lama-lama tak asing dan terbiasa di telinga. Pada akhirnya perempuan akan lebih banyak yang dirugikan. Merasa sudah kotor, akhirnya merunduk dan menunduk, terlanjur kalang kabut. Beralasan sudah dewasa, sentuhan fisik wajib adanya apalagi di area sensitif. Bercampur nafsu, terangsang dan "bermainlah." Kurangnya rasa disayangi dalam keluarga membuat mereka mencari kesenangan diluar. "Dengan dicium aku merasa disayang dan dicintai olehnya." Apalagi bagi mereka yang sudah difase dari dipaksa, nikmat dan akhirnya ketagihan. Candu memang sulit. Tapi pelan-pelan bisa untuk lepas. Dengan buku ini, saya berharap mereka akan lebih paham dan peka untuk membuka wawasan, bahwa hidup tidak melulu soal cinta-cintaan. Banyak hal yang perlu kita gapai, seperti mimpi, karir, dan kehidupan yang lebih sejahtera lainnya.