Menurut Nadin, sesuatu yang ia inginkan wajib untuk didapatkan entah bagaimanapun caranya. Namun, ia lupa bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini telah disuratkan oleh takdir. Ternyata segala usaha yang dilakukan dapat berakhir sia-sia, jika tidak sesuai takdir. "Aku semengganggu itu ya bagi kamu?" tanya Nadin sambil menunduk. "Apalagi sekarang?" jawab si lawan bicara terlihat malas. "Kalau perasaanku mengganggu kamu, harusnya kamu bilang." Nadin meremas jari-jari tangannya terlihat gugup. "Kalau aku merasa terganggu, aku udah bilang dari awal. Kenapa sih suka banget tenggelam dalam asumsi sendiri?" jawab lawan bicara Nadin sedikit kesal. Nadin terdiam. "Aku udah berusaha ga ilfeel sama kamu, tapi sikap kamu yang kayak gini yang bikin aku ilfeel." Sosok itu berujar datar, namun siapapun yang mendengarnya akan tahu bahwa ia sedang kesal. Nadin mengangkat kepalanya, menatap sosok yang ia kejar-kejar setahun belakangan. "Silakan ilfeel saja kalau gitu, " jawab Nadin lalu meninggalkan sosok itu begitu saja.All Rights Reserved
1 part