Groote Baas || Lee Haechan
  • Reads 179
  • Votes 21
  • Parts 12
  • Reads 179
  • Votes 21
  • Parts 12
Ongoing, First published Jan 17, 2021
Konon katanya, jodoh itu tak kemana. Mau sejauh apapun dan selama apapun kau pergi, jika memang sudah ditakdirkan maka akan kembali. Lee Haechan salah satu orang yang percaya akan itu.

Melupakan seseorang yang sangat dicintainya sama saja seperti menyakiti dirinya sendiri. Belum saja Haechan melupakan seorang Kim Jia, wanita itu justru bekerja di perusahaannya dan cukup membuat nama perusahaannya naik.

Bukan karena mencari untung dari Jia yang sudah seperti atm berjalan perusahaan, Haechan hanya terlanjur bertemu dengan Jia dan tak akan melepasnya lagi begitu saja. 

"Setelah berpisah denganmu, aku bertemu banyak manusia. Aku rasa kau juga begitu. Dari sekian banyak manusia yang pernah kutemui, mengapa tak ada yang se special kita?" -Lee Haechan
Creative Commons (CC) Attribution
Sign up to add Groote Baas || Lee Haechan to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Kisah Tak Sempurna cover
The Qonsequences cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
He Fell First and She Never Fell? cover
After Graduation cover
Little Dumplings cover
Kesayangan Bunda cover
Rafa  cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.