"Aku tak tahu, dia yang tak terlihat saja bisa menarikku seakan aku berada di dekapannya. Bagaimana jika dia benar-benar nyata? Ah, seakan aku-lah orang yang paling bahagia di dunia ini." Aya yang baru saja melamun langsung tersadar atas apa yang baru saja ia katakan di dalam hatinya tersebut. Pembicaraan dan pemikiran apakah itu, sungguh Aya sangat membencinya. Tetapi itu tidak bisa di elakkan. Masalahnya seorang Kanaya Syadza itu sudah benar-benar jatuh cinta kepada sosok itu. "EITSSS, AYA TOLONG SADAR!" "AYA NGGAK BOLEH BUTA CINTA" "AYA NGGAK BOLEH LAKUKAN ITU" Aya mengatakan kata-kata itu sembari menepuk-nepuk pipinya.