Menurut Hamka, Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji. Tetapi menurutku cinta itu adalah sepasang kekasih yang saling mencintai satu sama lainya. Ada kekasih yg membuktikan cintanya dengan jutaan kalimat ,pujian dan rayuan,,Adapula dengan sikap nan penuh kasih.. Tak sedikit dengan pengorbanan yg meluluh lantakkan harga diri Ada pula dengan menguras tenaga dan materi. Namun bagiku, aku mencintaimu dengan menundukkan wajahku padamu, bukan karena ku ingin berpaling darimu, Tapi karena ku ingin menjaga pandanganmu dari panah-panah iblis. Ku mencintaimu dengan tidak melemah lembutkan suaraku padamu, bukan karena aku ingin menyakitimu namun karena aku ingin menjaga hatimu dari bisikan syaitan yg menipu." Ucap Hasna. Aku hanya bisa memendam rasa ini. Aku tak ingin cintaku Kepada Allah semakin menjauh. Aku bersyukur kepada Allah, Allah telah kasi aku hidayah untuk berhijrah lebih baik lagi. Faris adalah sosok lelaki yang sudah lama aku sukai. Namun, ketika ia menyukaiku, aku malah berusaha untuk menjauh darinya. Aku hanya bisa mencintainya dalam diam. Karena ku yakin bahwa Allah akan kasihku lelaki yang baik darinya. Faris itu lelaki idamanku, dia pandai dalam bidang agama, dia pun suka sholat berjama'ah. Tapi sayang, dia tak bisa menahan rasa cintanya terhadap hamba Allah. Aku tak mau ia akan terbelengguh oleh cintanya dunia yang gelap, yang akan membawanya jauh dari sang ilahi.