Aku bukan pencerita, tapi di sini aku ingin bercerita. Aku bukan penulis, tapi lewat diksi aku ingin menulis. Boleh, kan? Ini bukan ceritaku, tapi ini cerita semesta. Tentang banyaknya cerita yang tersangkut pada hari-hari yang tidak menyenangkan, tentang banyaknya luka yang tertanam pada hati-hati yang tak rela. Kita ini hanya sedang bermain drama, pada skenario Tuhan yang nyata. Kita hanya perlu menyadari, bahwa hidup sangatlah berarti. Akan selalu kau temukan jalan untuk memilih hidup yang baik, atau memilih cerita yang tak baik. Akan selalu ada pilihan untuk memutuskan asa, atau memilih untuk berharap dengan takdir yang ada. Akan selalu ada kesempatan untuk mengakhiri hidup, atau memilih melanjutkan meski harus merangkak pelan-pelan. Hidup adalah pilihan, dan hiduplah karena kau memilih untuk tetap melanjutkan hidup. Banyak orang terlahir sebagai manusia, tapi hanya beberapa yang benar-benar hidup menjadi manusia. Lantas (Apakah) Kita Manusia? Narasi ini ada karena sebuah luka dan rasa sakit. Narasi ini ada karena sebuah cinta dan kecewa yang dalam. Narasi ini ada karena sebuah harapan dan mimpi yang tak sempat tergenggam. Narasi ini ada karena pujian dan penghakiman yang datang serentak. Narasi ini ada, untuk orang-orang gagal yang memilih bangkit dan tak menyerah dengan keadaan. Di sini kita lahir kembali, menjadi manusia yang sesungguhnya. Ini dariku, seseorang yang mencintai luka juga rasa sakit yang mendera. -Giovano A Brillian
10 parts