The Labyrinth Of Unbreakable Vow
10 parts Ongoing Katherine Dalton yang temperamental bertemu dengan Draco Malfoy yang angkuh.
Tak pernah ada kata damai di antara mereka.
Dua siswa Slytherin ini tampaknya tak sanggup menahan bara emosi yang terus membakar. Draco, dengan segala arogansinya, kerap melontarkan provokasi, sementara Katherine-layaknya kobaran api yang tak pernah padam-selalu membalas dengan ledakan amarah yang menggelegar.
Namun, di tahun keenam mereka di Hogwarts, halaman depan Daily Prophet meledak dengan berita panas yang menggelegar-seperti suara Rita Skeeter berteriak di telingamu tanpa jeda. Si pirang menyebalkan itu kembali memuaskan dahaganya akan sensasi, kali ini dengan tajuk utama yang nyaris membuat seluruh dunia sihir membeku:
"PENYATUAN DUA KELUARGA DARAH MURNI: IKATAN BARU DRACO MALFOY DAN KATHERINE DALTON."
Tajuk itu cukup untuk membuat Katherine mendesis tajam penuh amarah.
"Demi janggut Merlin, akan kutinju wajah panjangnya!" geram Kate, membanting Daily Prophet ke meja dengan kekuatan penuh tepat di hadapan Ron Weasley-yang hanya bisa terbatuk gugup dan mundur beberapa inci.
Dengan napas memburu, Kate bergegas menuju pintu Aula Besar, menendangnya hingga terbuka lebar, menciptakan keheningan yang mendadak dan mencekam. Semua mata menoleh-tentu saja mereka tahu kabar apa yang tengah menggemparkan Hogwarts pagi itu. Namun Malfoy muda duduk tenang, seolah seluruh dunia di sekelilingnya tak berarti apa-apa.
Ekspresinya hampa. Hampa seperti tubuh tanpa jiwa.
Theodore Nott melirik tajam, mencoba membaca wajah Malfoy. Ia ingin tahu-apakah Draco benar-benar telah mendengar kabar ini?
"Katie mungkin benar-benar akan menghancurkan wajah Rita Skeeter," gumam Zabini dengan nada geli, menyeringai tipis. Parkinson di sisinya hanya mengangguk pelan, sependapat.
Sebuah perang bisa saja pecah-tak ada yang tahu pasti. Tapi satu hal yang jelas: Katherine Dalton tidak akan diam saja membiarkan perjodohan ini terjadi begitu saja.