(COMPLETE)
Manik Eshaal yang dipenuhi binar menatapku dalam. Bintang-bintang di matanya seolah berpendar, ikut bekerlap-kelip seperti gugusan di langit. Ia tersenyum yang entah mengapa membuat dadaku sesak. Entah sejak kapan, tarikan senyumnya membuatku merasa ingin menangis.
"Akan ada waktunya kita pulang, kan? Akan ada waktunya kita saling jauh. Tapi kamu percaya, nggak? Jiwa manusia nggak akan hilang kecuali dia dilupakan. Jadi ... kalau aku harus pulang duluan, jangan lupain aku, ya."
"Cahayaku mungkin akan hilang kayak kunang-kunang, tapi jiwaku nggak, kamu nggak perlu takut. Aku ada di dekatmu, dekat Bunda, dan Cila. Aku ada, Del, kayak bintang, walau sering kali nggak kelihatan.
"Kita ketemu di kehidupan lain sebagai teman lagi, ya? Soalnya aku senang temenan sama kamu. Aku akan cari Nia nanti. Dia nggak kuat kalau harus berjalan sendirian, kan?"
Bagi Melodi, guntur adalah salah satu pertanda hujan akan turun.
Bagi Gema, hujan adalah caranya untuk menggugurkan rindu.
Dua remaja. Dalam satu gerimis yang sama.
Mereka tahu hujan tak selalu menyenangkan. Mereka tahu hujan membuat mereka basah. Tapi mereka tahu, saat hujan usai, ada hal yang akan datang―satu hal yang bisa mereka tunggu selain pelangi: petrichor.
Terdiri dari tiga bagian:
Bagian 1 - Petrichor : [SELESAI]
Bagian 2 - Badai : [SELESAI]
Bagian 3 - Pelangi : [SELESAI-UNPUBLISHED]
[Jan, 17th 2018]