(COMPLETE)
Manik Eshaal yang dipenuhi binar menatapku dalam. Bintang-bintang di matanya seolah berpendar, ikut bekerlap-kelip seperti gugusan di langit. Ia tersenyum yang entah mengapa membuat dadaku sesak. Entah sejak kapan, tarikan senyumnya membuatku merasa ingin menangis.
"Akan ada waktunya kita pulang, kan? Akan ada waktunya kita saling jauh. Tapi kamu percaya, nggak? Jiwa manusia nggak akan hilang kecuali dia dilupakan. Jadi ... kalau aku harus pulang duluan, jangan lupain aku, ya."
"Cahayaku mungkin akan hilang kayak kunang-kunang, tapi jiwaku nggak, kamu nggak perlu takut. Aku ada di dekatmu, dekat Bunda, dan Cila. Aku ada, Del, kayak bintang, walau sering kali nggak kelihatan.
"Kita ketemu di kehidupan lain sebagai teman lagi, ya? Soalnya aku senang temenan sama kamu. Aku akan cari Nia nanti. Dia nggak kuat kalau harus berjalan sendirian, kan?"
√ COMPETED STORY
Fanny Pranata telah memutuskan untuk tinggal bersama tantenya setelah dua tahun ibunya pergi bersama suami barunya dan tidak pernah pulang lagi. Dia tidak pernah menyangka jika dia akhirnya bisa lagi merasakan kehangatan keluarga yang utuh.
Di sekolahnya yang baru, karena tidak ingin masa lalunya diungkit, Fanny merasa terpaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Dia hanya ingin kehidupan baru tanpa bayang-bayang dari masa lalu.
Dia juga bertemu dengan David Albert. Ada sesuatu dari diri David yang tidak Fanny mengerti. David berbeda. Di satu sisi pemuda itu menjadi bahan pembicaraan hampir semua orang di sekolah, tapi dia juga tertup. Seperti ada dinding tak kasat mata yang tak seorang pun dapat menembusnya.
Tanpa sadar Fanny sudah memecahkan dinding itu sejak pertama kali dia bertemu dengan David. Dia sudah masuk terlalu dalam, dan semuanya tak lagi sama.