Apa jadinya jika seorang fujodan yang buta aksara Thailand mendadak menjadi sekretaris seorang CEO dari Bangkok. Tay Tawan Vihokratana atau kerap disapa Tay seorang pemuda sarjana ekonomi yang bernasib kurang baik. Dia mendaftar sebagai akuntan tapi dia justru diterima sebagai seorang karyawan paling bawah di perusahaan periklanan. Tapi nasib tidak selamanya buruk, saat perusahaan berpindah tangan ke orang Thailand. Sang CEO yang notabene asli Thailand ingin sekretarisnya seseorang yang paham tentang Thailand. Paling tidak bisa berkomunikasi dengannya. Dan secara kebetulan di perusahaan itu Tay adalah satu-satunya Fujodan. Namun, sayangnya Tay bukanlah Fujodan akut yang paham aksara Thailand ataupun mengerti bahasa Thailand. Alhasil saat dites dia hanya mampu mengucapkan Rak Mheng na sambil memperlihatkan love sign dengan jarinya. Lucunya, sang CEO tidak marah. Dia justru meminta Tay jadi sekretarisnya dan wajib mengucapkan Rak mheng na setiap mereka berjumpa. Dimanapun kapanpun.