Fiksi.

Putri tidak pernah hidup walaupun dia sudah 18 tahun memijak tanah. Hari harinya terlewati di pojok kamar, di meja belajar, di bawah lampu kuning. Mengerjakan latihan soal matematika sampai mampus supaya Papa cukup puas dan bisa pamer di depan teman teman kantornya.

Fiksi jadi teman melewati hari hari berat. Supaya tetap waras, supaya tetap bernafas.

Pada malam ia berebut nafas dengan semesta, ia terlempar ke sebuah dunia baru. Dunia dimana cerita cerita itu hidup. Dimana tokoh itu bisa disentuh.
Benar pada malam itu. Benar pada malam dimana ia kehilangan kewarasannya.