Note: selama belum tamat,masih tahap revisi. Marah,depresi,kesal,tertekan,dan paksaan itu semua seolah menjadi makanan setiap hari Latisya. Menangis seakan menjadi rutinitas setiap hari.Hanya kegelapan yang setia menemaninya. Bukan tawa,canda,dan ceria yang ada di hidupnya tetapi sunyi,sepi,dan sendiri. Paksaan menjadi sempurna dan nomor satu menjadikannya seorang yang dingin,menjadikannya seorang pemberontak. Bukan kesempurnaan yang ia dapatkan tetapi kesepian dan kesendirian yang ia dapatkan. Penasaran dengan ceritanya? terus ikuti cerita aku yaa....