Lima Nol Lima | 505
  • Reads 4,023
  • Votes 906
  • Parts 22
  • Reads 4,023
  • Votes 906
  • Parts 22
Ongoing, First published Jan 25, 2021
"Lulusan Teknik Perencanaan tapi rencana hidupnya kacau,"
Ara tidak pernah memiliki rencana yang pasti akan hidupnya. Terombang-ambing hanya untuk memenuhi ekspektasi orang lain demi bertahan hidup, itulah yang sampai saat ini ia lakukan. Yang Ara inginkan cukup sederhana, diterima dan diapresiasi. Namun, tidak semudah yang ia kira. Orang-orang yang ia taruh harap itu ternyata tidak bisa mewujudkannya.

"Aku orang proyek, bukan bisnis. Jadi, aku putuskan buat mundur dari jabatan ini."
Mark kembali ke 505. Siapa sangka niatnya yang hanya menyapa dan menjalin komunikasi kembali dengan Ara justru menjadi sebuah peluang emas yang tidak mungkin ia sia-siakan. Kali kedua ini semua orang berpihak dan mendukungnya. Hanya saja meluluhkan hati perempuan yang lebih tua darinya itu bukan hal yang mudah.

Rank:
1st in #ffmark
2nd in #nctfanfiction
2nd in #nctmark
4th in #marklee

only in wattpad!
All Rights Reserved
Sign up to add Lima Nol Lima | 505 to your library and receive updates
or
#18ffmark
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Kesayangan Bunda cover
Rafa  cover
Little Dumplings cover
Kisah Tak Sempurna cover
He Fell First and She Never Fell? cover
After Graduation cover
The Qonsequences cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.