"BANGUN ... ANAK NYUSAHIN."
"Mah... jangan... mah, Marsha minta... maaf," lirih Marsha tersedu-sedu, kala sebuah pukulan cambuk sudah melukai tubuhnya lagi dengan begitu kerasnya.
"Saya tidak akan biarkan kamu ampun!"
°°°°°°°°
"Lo apaan si Man ngomong kaya gitu, tarik ulang lagi! gue nggak mau lihat sahabat gue sendiri harus mati dihadapan gue sendiri."
"Kenapa? Gue cinta sama Dion kenapa lo misahin gue dari dia,
Cinta?" jeda Manda tertawa remeh.
"Yang ada Dion menderita karena cinta lo itu."
°°°°°°°°
"Iya, jadi hari ini kita putus
"Kenapa kamu minta putus Yon, emang aku ada salah apa sama kamu?"
"Karena kamu nggak pantes buat aku Sha, kamu hanya orang bodoh yang bermimpi suka sama orang pintar seperti aku."
°°°°°°°°
"Ayah ... Marsha ... kangen sama ayah, Marsha ingin menyusul ayah saja kesana."
Dan detik itu juga Marsha terlelap dengan rasa nyeri menyelimuti dadanya, membiarkan angin malam terus menerpa wajahnya yang pucat pasi di atas meja. Dengan di bawah sinar lampu redup pencahayaan ini ia terbaring pingsan dengan penuh kesakitan.
Antara sepasang luka, cinta dan pengkhianatan!
Highest rank:
#1 in puisi (Minggu, 17/10/21)
#1 in perjuangan hidup (Rabu, 1/9/21)
#2 in teka-teki (Selasa, 20/7/21)
#3 in teka-teki (Minggu, 18/7/21)
#2 in waatpad (Minggu, 18/7/21)
#5 in marsha (Senin, 19/7/21)
#5 in Dion (kamis, 23/9/21)
#4 in perjuangan hidup (Jumat, 27/8/21)
#2 in perjuangan hidup (Minggu, 29/8/21)
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan