Genre: Fantasi.
Sub-Genre: Fantasi-romansa
Pacaran, nikah, punya anak.✖️
Gak pacaran, gak nikah, punya anak✔️
[FOLLOW SEBELUM BACA]
"Pertama, Meng-Meng bukan manusia. Kedua, ada bagian dalam diriku yang ingin dia pergi, namun di sisi lain ingin ia tetap bersamaku. Ketiga, aku tidak tahu perasaanku padanya seperti apa; Benci, kah? Sayang, kah?" -Winter.
Setelah 3 bulan hidup sendirian, Winter menemukan seorang gadis bodoh, bernama Meng-Meng, yang menganggapnya sebagai "Papah". Dengan ketidakpedulian, juga sifat dinginnya, Winter selalu ingin Meng-Meng pergi dari hidupnya. Namun, keadaan selalu membuat mereka semakin dekat dan lekat.
Perlahan-lahan, Meng-Meng mulai menumbuhkan kembali sifat asli Winter. Orang-orang di sekitar Winter menyadari, bahwa tatapan Winter perlahan-lahan kembali hidup, bukan lagi Winter yang dingin dan tak punya empati.
Akankah Winter menerima Meng-Meng dalam hidupnya, atau justru tetap menginginkan gadis itu pergi?
"Karena pada dasarnya, gue selalu sendirian. Dan akan selalu sendirian. Gue gak perduli sama siapapu." -Winter Low Light.
Start: Februari 28, 2021.
End: 18 Maret
Winter, gadis skater serba bisa dari Thunder Clan, merasa seperti terjebak dalam mimpi buruk ketika papanya tiba-tiba meminta, atau lebih tepatnya memaksanya untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah keluarga teman orang tuanya.
"Kalau adek nggak mau, papa bakal bakar semua deck yang rapi tertata di kamar adek sampai jadi abu."
Ancaman itu langsung menusuk hati Winter. Deck-deck itu bukan sekadar papan luncur. Mereka adalah bagian dari dirinya, saksi setiap kompetisi dan penopang semangatnya. Mana mungkin ia membiarkannya jadi korban amukan sang papa? Dengan terpaksa, ia pun menyanggupi pekerjaan itu meski artinya harus membagi waktu antara kuliah di Universitas Kwangya dan mengurus rumah keluarga majikannya.
Merawat empat anak di rumah itu sebenarnya bukan tantangan besar untuk Winter. Ia bisa dengan mudah mengatasi kelakuan si kembar usil, Jisung dan Ningning yang berusia tujuh belas tahun, juga kepolosan Sakuya yang berusia sebelas tahun dan si kecil Ian yang baru enam tahun. Semua terasa terkendali kecuali satu hal: Jaemin, si sulung yang tampaknya menjadikan Winter sebagai target utama untuk mencari-cari kesalahan.
"Bener kamu jago masak? Yakin nggak bakal mati kalau makan masakan kamu?"
"Otaknya pinter atau nggak sih? Sayang banget masa muda kebuang percuma. Kamu nggak minat nyambung kuliah?"
"Baru pagi-pagi aja udah ngilang. Kamu ke mana emang?"
Sumpah, kalau saja Jaemin bukan anak majikannya, Winter sudah lama melibas pria itu dengan deck kesayangannya. Menyebalkan bukan main. Namun, di balik semua adu mulut dan tatapan sinis itu, ada sesuatu yang samar. Perasaan yang pelan-pelan menyusup, tapi tak mungkin mereka akui.
Di tengah kesibukan menjadi mahasiswa sekaligus satu-satunya gadis di Thunder Clan, mampukah Winter bertahan menghadapi kelakuan Jaemin yang seakan bisa meruntuhkan dunia?
Dan apa yang akan terjadi ketika Jisung, Ningning, Sakuya dan Ian mulai menganggap Winter sebagai kakak mereka sendiri?