𝐉𝐨𝐮𝐫𝐧𝐞𝐲 𝐎𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 (𝘛𝘳𝘢𝘯𝘴𝘮𝘪𝘨𝘳𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯 𝘷𝘦𝘳𝘴𝘪𝘰𝘯)
9 parts Ongoing Namanya Azaleira-wajahnya menghiasi billboard tinggi di jantung kota Seoul, sorot matanya menjadi candu jutaan penggemar, dan suaranya-ah, suara itu-seolah mampu menenggelamkan siapa pun dalam lautan ilusi.
Namun yang tak pernah diketahui orang adalah, Azaleira tidak takut kamera... ia takut laut.
Dan anehnya, ia tetap mencintainya.
Laut adalah rumah, sekaligus luka. Ia akan duduk diam di tepi pantai selepas syuting, membiarkan angin menampar pipinya, membiarkan dirinya larut dalam desiran yang sepi.
Namun pada malam itu, ombak tidak bersajak lembut.
Malam itu, laut memanggilnya pulang-untuk selamanya.
Tubuhnya ditemukan keesokan harinya, mengambang di antara karang. Tapi kisah Azaleira tidak berhenti di situ. Dunia berhenti, tapi takdir berputar.
Saat kelopak matanya terbuka kembali, ia tak mendengar suara ambulans, kamera, atau peluit penjaga pantai.
Ia mendengar mantra.
Ia mendengar aliran sungai dan pasar.
Ia mendengar nama-nama dewa yang dulu hanya ia dengar dalam dialog film sejarah.
Tubuhnya bukan lagi tubuh Azaleira si bintang film, tapi seorang tuan putri terbuang, dihukum karena satu kesalahan yang tak pernah dijelaskannya.
Namun takdir tidak hanya membuangnya, ia juga mempertemukannya.
Namanya adalah Karna-seorang pemuda yang menatap langit lebih sering daripada tanah, yang luka hatinya tak kalah dalam dari luka laut yang pernah menenggelamkan Azaleira.
Ia adalah cahaya emas dalam tanah berdebu, dan Azaleira, meski tak tahu siapa dia dalam kisah besar Mahabharata, merasa jantungnya tahu lebih dulu.