Demi apapun, Langkas Bahara-Bara-tak pernah membersitkan sesal di afeksinya seusai mengenal dara berasma Warita Jentaka, yang ia ketahui; membenci hidupnya, mengutuk takdirnya, pun menyumpah-serapahi semesta yang sudah memaksanya hadir pada bentala yang kerap mempermainkannya. Dan, ia bersyukur bisa memafhumi itu. Sangat bersyukur. Kendatipun, segalanya tidak semulus yang ia terka, tak semudah yang dirinya sangka. Dan, pada separuh adimarga itu... masih mampukah Bara untuk berkelaluan berada di sisi dara kancap derita-cak namanya-yakni, Jena, Warita Jentaka?