Ini aku. Cewek remaja yang selalu berhadapan dengan mimpi ambisi dan cita-cita. Tapi, terbendung kontaminasi kotor dan berharap bintik-bintik hujan yang menangani. Jangan ditanya, ini aku. Gadis yang mengambil oksigen saja ada caranya. Gadis yang merasa dunia ini kejam dengan kesetaraan keadilan setengah-setengah. Hidup tidak berpihak kalau aku bukan siapa-siapa. Yah, ini aku. Bocah kecil yang mengandalkan 50% nyawa dan masuk dalam katagori sampah dunia. Berusaha membuat jalan kisah anak biasa menggapai pelita. Tapi, sayangnya ... aku punya apa? Makan saja susah. Mungkin peranku ini banyak yang merasakannya. Merajut kehidupan penuh konflik tamparan kata-kata, memandu seberapa hebat mental berada, mengukir kisah haru dan duka, mengaduk khayalan bersama luka nyata. Tak habis pikir dengan skenario permainan dunia. Namun, ada satu orang yang menganggap hidup remaja ini bermakna. Cuma dia seseorang pemberi antusiasme disaat dorongan hidup mencapai titik terendah. "Gue boleh tanya Al?" "Kenapa Zey? "Hati gue sakit tapi kenapa enggak sembuh-sembuh? Gue harus minum obat apa biar luka-lukanya hilang? Yah walaupun setidaknya ada obat pereda juga enggak pa-pa. Gue enggak mau terus-terusan hirup oksigen aja, hati gue terluka. Lo tau, setiap detik rasanya setiap kali nafas, hidup gue sesak Al, hehehe," "Lalu kenapa disaat gue penat kehidupan enggan memberikan sedikit aja gue istirahat? 30 menit aja gue rasa cukup. Hilangkan ingatan, pura-pura enggak tahu dengan kehidupan, biarkan dulu gue cari stok hati banyak, seluas samudra air mata, fisik sekuat baja, ketika gue ditemukan lagi dengan situasi yang lebih parah, gue rasa ... gue bisa ngehadapinya. Kalo untuk hari ini. Gue capek Al, hahahaha." "Butuh pelukan nggak Zey? Atau nggak teriak aja gue temenin." Iya, dia Predator Ababil Laknat dengan segala keunikannya yang mengenalkanku pada arti bahagia sebenarnya. ©AESNES2021|TEENLIT-CHICKLIT-SAD| Judul awal; Zeyen Amelly
4 parts